loading...

Wednesday, March 27, 2013

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA


Sadarilah, orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Untuk menggugah kesadaran kita, sekali-kali bertanyalah kepada mereka. Tanyakan kepada Ibu: “Bagaimana ibu berjuang merawat dan menjagaku sampai sekarang?” Tanyakan kepada bapak: “Bagaimana bapak berjuang keras memenuhi kebutuhanku dari dulu sampai sekarang?”
Pernahkah kita membayangkan bagaimana seorang bayi lahir dari rahim ibu? Cobalah kamu cari jawabannya! Sesudah itu renungkan pertanyaan berikut: “Bagaimana aku bisa hidup seperti sekarang ini?”
Keberadaan kita sekarang ini dimulai dari proses yang panjang. Ada yang dimulai dari perbuatan “iseng” antara seorang laki-laki dan perempuan. Maksudnya hanya senang-senang sebelum nikah, tapi Allah mentakdirkannya menjadi anak. Ada yang diawali proses alami setelah menikahnya seorang laki-laki dan perempuan, satu tahun atau dua tahun langsung Allah mentakdirkannya terjadi pembuahan, jadilah anak. Tetapi ada juga anak yang kehadirannya melewati proses yang luar biasa, butuh waktu yang lama dan bertahun-tahun. Orang tua harus menempuh perjalanan yang berliku dan cara-cara luar biasa, dengan berbagai teknik dan perjuangan fisik serta menelan biaya yang tidak sedikit. Itulah yang sering dikatakan sebagai “anak emas”.
Sesudah positif, ibu kita dinyatakan hamil, betapa girangnya orang tua yang memang benar-benar menghendaki kehadiran kita. Sejak saat itu seluruh perhatian dicurahkan kepada kita. Ibu kita selalu menjaga kesehatan dirinya dan diri kita, memperhatikan makanan, berhenti bekerja, rajin merawat diri, tidak boleh stres, dan sebagainya. Betapa capeknya ibu kita seperti yang digambarkan Allah, “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah”. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, dan bawaannya mau muntah terus. Kadang berbuat yang aneh-aneh dan tidak masuk akal. Itulah yang dialami ibu kita ketika “ngidam”.
Bersyukurlah kita semua yang mempunyai orang tua yang bertanggung jawab, ibu yang memberikan asi hingga usia 2 tahun, yang merawat dengan penuh kasih sayang, yang rela melakukan apa saja demi anaknya. Subhanallah!
Kita bisa membayangkan bagaimana jadinya kita jika tidak mendapat perhatian orang tua, seperti bayi-bayi yang dicampakkan  orang tuanya di tempat pembuangan sampah. Betapa pedihnya anak-anak yang tidak mendapat kasih sayang orang tua, ditelantarkan dan di sia-siakan. Kita bisa merasakan bagaimana nestapanya anak-anak yang dibesarkan tanpa kasih sayang orang tuanya.


Birrul Walidain; Bakti Pada Orang Tua
Taat kepada Allah diwujudkan dengan kewajiban menjalankan ibadah. Taat kepada orang tua diwujudkan dalam kewajiban berbuat baik kepada orang tua, disebut dengan “Birrul Walidain”.
Syekh Mohammad Abdul Rauf Al-Manawi dalam kitab “At-Ta’arif” (definisi-definisi) menjelaskan bahwa yang disebut dengan “Birrul Walidain” yaitu memperluas kebaikan kepada orang tua, memperhatikan yang disukai orang tua, menghindari yang dibenci orang tua, dan berlaku lembut atau sopan kepada orang tua.
Birrul walidain yang paling tinggi nilainya adalah menyambung silaturrahim dengan keluarga dan orang-orang yang disayangi orang tua. Disebutkan dalam sebuah hadits: “Abu Hurairah berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya birrul walidain yang paling bagus adalah silaturrahim anak kepada orang-orang yang disayang bapaknya. (HR. Muslim)”.
Adapun kewajiban kepada orang tua bisa diwujudkan dalam perlakuan sebagai berikut:
1.      Merawat kedua  orang tua ketika sudah lanjut usia.
2.      Tidak menunjukkan kesalahan dengan kata-kata “ah” atau “uh”.
3.      Tidak membentak dan berlaku kasar.
4.      Mengajak berbicara dengan kata-kata yang memuliakannya.
5.      Lemah lembut kepada mereka dengan penuh kasih sayang.
6.      Mendoakan keduanya supaya tetap dipelihara Allah.
7.      Berjalan dibelakang orang tua.
8.      Tidak duduk sebelum orang tua duduk.
9.      Tidak menyebut nama orang tua, kecuali didahului dengan panggilan kehormatan.
10.  Tidak mengumpat.
11.  Menemaninya dengan baik.
Disebutkan dalam sebuah hadits: “Dari Abu Hurairah berkata: Termasuk hak orang tua atas anaknya, yaitu anak tidak boleh berjalan di depannya, tidak duduk sebelum orang tuanya duduk, tidak boleh memanggil dengan namanya, dan tidak boleh mengundang umpatan untuknya”.

No comments:

Post a Comment