Uququl walidain adalah
lawan dari birrul walidain. Uquq bermakna memutuskan hubungan. Disebut uquq,
karena terjadinya pembangkangan atau kedurhakaan anak terhadap orang tua itu
disebabkan putusnya hubungan, tidak ada silaturrahim yang harmonis, tidak
adanya pengertian, sehingga anak menjadi lepas kontrol, lepas kasih sayang dari
orang tua. Jika anak yang sudah berbakti dan berbuat baik kepada orang tua,
tetapi orang tua mungkin karena satu dalam lain hal, lalu memutuskan hubungannya
dengan anak, maka tidak ada sikap lain dari anak kecuali berdoa dan memohon
ampun kepada Allah sambil berusaha terus menjalin hubugan baik dengan orang
tua.
Orang tua yang telah
memenuhi seluruh hak anak, menjaga dan memelihara, mengasihi dan menyayangi,
mengarahkan dan memberikan apa yang diperlukan oleh anak dalam batas yang
wajar, dia harus dihormati dan ditaati, titahnya yang sesuai dengan kaidah
(definisi kedua) harus dijalankan laksana titah majikan terhadap budak belian. Dalam
kondisi seperti itu jika sang anak tiba-tiba karena sesuatu hal berontak dan
memutuskan silaturrahim dengan orang tua, mungkin karena pacar atau pergaulan,
maka disitulah anak telah masuk ranah “uququl walidain”, durhaka kepada orang
tua. Sungguh sangat besar dosanya bagi anak yang durhaka kepada orang tua. Rasulullah
SAW bersabda:
“Tiga golongan yang
tidak masuk surga, yaitu orang yang memutuskan hubungan dengan orang tua, orang
yang masa bodoh (membiarkan keluarga bermain serong), dan laki-laki yang
berperilaku wanita (atau sebaliknya)”. (HR. Al-Hakim)
Karena itu silaturrahim
menjadi sangat penting, baik ditengah-tengah keluarga maupun ditengah-tengah
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ingat, tidak ada ketaatan
yang disegerakan balasannya didunia ini kecuali silaturrahim. Begitu juga,
tidak ada kedurhakaan yang disegerakan sisksanya kecuali durhaka memutuskan
tali silaturrahim. Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya ketaatn yang disegerakan
balasannya adalah silaturrahim”.
No comments:
Post a Comment